KUALA LUMPUR – Dua dekade lalu, Dato’ Lim Thiam Huat, Pendiri dan CEO Nextgreen, memiliki visi untuk mengubah limbah biomassa kelapa sawit Malaysia menjadi produk bernilai tinggi dan sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari industri minyak sawit. Dari ide tersebut, ia memulai penelitian untuk mengolah tandan buah kosong (EFB) yang melimpah menjadi pulp, yang akhirnya melahirkan teknologi paten Nextgreen yang mampu mengubah biomassa kelapa sawit menjadi berbagai produk berkelanjutan.
Melalui proses bio-terpadu tanpa limbah, Taman Teknologi Hijau (Green Technology Park) Nextgreen mengonversi produk sampingan dari proses produksi minyak sawit menjadi bahan-bahan bernilai, termasuk pulp dan kertas, pupuk, pakan ternak, serta energi terbarukan. Hari ini, Nextgreen berada di garis depan Ekonomi Hijau, membuka jalan bagi industri komoditas lain untuk mengatasi masalah limbah dengan solusi inovatif serupa.
Dilansir InfoSAWIT dari laman resmi RSPO, Nextgreen didirikan dari keinginannya untuk menemukan solusi bagi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh industri minyak sawit di Malaysia, yang merupakan industri terbesar kedua di Negara tersebut.
Dengan latar belakang di industri konstruksi, Lim mencari cara untuk mengubah limbah atau material sisa yang dapat digunakan kembali. Di saat itu, industri belum mengenal inovasi ekonomi sirkular. Namun, Lim melihat peluang dalam menangani masalah biomassa, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang menjadi tantangan besar saat itu.
Tercatat, Nextgreen mempelopori inovasi dalam menangani limbah di industri minyak sawit dengan mengonversi EFB menjadi produk bernilai tinggi. Lim menjelaskan, “Kami memastikan tidak ada limbah, tidak ada produk sampingan lain yang bermasalah, dan tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan,” katanya. Inovasi ini menjadi dasar pemikiran untuk mengubah limbah menjadi energi dan memanfaatkan konsep ekonomi sirkular. (T2)