Kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu memiliki banyak efek domino yang tidak disangka-sangka. Ternyata, kelangkaan minyak goreng salah satunya disebabkan karena ada pejabat negara yang mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Situasi tersebut berbuntut pada keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak goreng. CPO adalah bahan baku minyak goreng. Larangan itu akan mulai berlaku pada Kamis 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Lalu siapa saja negara yang bergantung pada pasokan ekspor CPO Indonesia?
Dewan produsen minyak sawit dunia atau Councol of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia mencatat, negara konsumen utama minyak sawit dunia adalah India dan China
Tahun 2020/2021, CPOPC memproyeksikan India mengimpor 8,5 juta ton minyak sawit dan diprediksi naik jadi 8,6 juta ton di periode 2021/2022.
China menyusul dengan estimasi impor 6,8 juta ton di tahun 2020/2021 dan bakal melonjak jadi 7,2 juta ton di tahun 2021/2022.
Lalu 27 negara di Uni Eropa diprediksi butuh 6,2 juta ton pada 2020/2021 dan akan naik jadi 6,9 juta ton pada 2021/2022.
Dengan estimasi total pasokan ke negara lainnya mencapai 26,1 juta ton di tahun 2020/2021 dan diprediksi naik jadi 27,9 juta ton di 2021/2022, CPOPC memproyeksikan impor minyak sawit dunia mencapai 47,6 juta ton di tahun 2020/2021 dan naik jadi 50,6 juta ton tahun 2021/2022.
Dimana, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, Indonesia memproduksi 51,3 juta ton minyak sawit mentah di tahun 2021. Sebanyak 46,88 juta ton adalah CPO dan 4,41 juta ton lainnya minyak sawit mentah inti (crude palm kernel oil/ CPKO).
Sepanjang Januari-Februari 2022, total produksi nasional mencapai 8,06 juta ton CPO dan CPKO.
Indonesia cetak kenaikan ekspor minyak sawit dan turunannya hanya sekitar 0,6% di tahun 2021. Ekspor mencakup CPO, olahan CPO, PKO, oleokimia (termasuk dengan kode HS 2905, 2915, 3401 dan 3823) dan biodiesel (kode HS 3826) mencapai 34,2 juta ton. Tahun 2020 ekspor mencapai 34,0 juta ton.
Menurut GAPKI, kenaikan tipis tahun 2021 disebabkan keterbatasan pasokan, harga yang tinggi dan makin kecilnya perbedaan harga minyak sawit dengan minyak nabati lainnya terutama minyak kedelai. Ditambah efek domino pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap permintaan minyak sawit dari negara pengimpor. Entah itu karena perubahan konsumsi maupun karena regulasi pengetatan impor di beberapa negara.
Namun secara nilai, ekspor 2021 mencapai US$35 mlliar atau melonjak 52% dibandingkan tahun 2020 sebesar US$22,9 miliar. GAPKI mengutip data BPS, nilai ekspor lemak dan minyak nabati Kode HS 15 mencapai US$32,8 miliar. Lonjakan terjadi akibat kenaikan harga rata-rata 2021 yang mencapai US$1.194 per ton atau 67% lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun 2020
sebesar US$715.
Untuk tahun 2022, GAPKI mencatat, tujuan ekspor Indonesia berupa CPO dan turunannya per Februari 2022 adalah terutama ke Belanda, China, Bangladesh, dan Malaysia.
“Ekspor ke Belanda bulan Februari mencapai 184,41 ribu ton naik dari 128,27 ribu pada Januari (+42,21%). Ke China mencapai 240,3 ribu ton, lalu ke India mencapai 290,2 ribu ton naik dari 249,9 ribu ton (+16,12%), untuk Bangladesh mencapai 126,0 ribu ton naik dari 87,6 ribu ton (+43,9%), dan untuk Malaysia mencapai 229,5 ribu ton naik dari 180,4 ribu ton (+27,2%),” kata Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).
Melalui siaran akun Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengumumkan kebijakan terbaru soal minyak goreng.
“Saya akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng melimpah dengan harga terjangkau,” kata Jokowi dalam keterangan pers lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/4/2022).
“Hari ini saya telah memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat utamanya yang berkaitan dengan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dalam rapat tersebut telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng,” kata Presiden.
sumber berita : cnbcindonesia.com